Mengenal Teknologi Pertanian Masa Kini

Tahukan sahabat Bonanza88 jika pertanian memegang peranan penting dalam memajukan ekonomi masyarakat Indonesia yang dikenal sebagai sebuah negara agraris

Namun sayangnya, sektor pertanian tak bisa lepas dari masalah klasik yang dihadapi para petani tiap tahunnya. Satu diantaranya yakni masalah perihal teknologi pertanian.

Pasalnya, teknologi pertanian menjadi salah satu jalan dalam meningkatkan kualitas hasil pertanian. 

Selain itu, memudahkan bagi petani untuk mengelola lahannya sehingga mampu mendapatkan hasil kerja optimal.

Meski pada faktanya,  tidak semua teknologi pertanian belum dapat diterapkan di berbagai wilayah di Tanah Air. 

Ini terjadi karena berbagai faktor seperti kondisi alam, tenaga ahli pengoperasian alat hingga kurangnya pengetahun petani tentang alat teknologi tani.

Contohnya inovasi teknologi pertanian yang dapat meningkatkan produksi  hasil pertanian melalui program perluasan lahan atau ekstensifikasi.

Cara ini dirasa cukup sulit di terapkan di tengah konversi lahan pertanian produktif ke non pertanian yang semakin luas.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), kurun waktu 1983-1993 telah terjadi banyak sekali alih fungsi lahan seluas 935.000 hektar. 

Ini terdiri dari 425.00 hektar lahan sawah serta 510.000 lahan bukan sawah atau jika dirata-rata jumlahnya per tahun sekitar 40.000 hektar.

Namun jika melihat inovasi teknologi pertanian yang sudah ada, maka tak menutup kemungkinan bisa diterapkan di Indonesia. 

Apa saja inovasi teknologi pertanian, berikut Bonanza88 rangkum dari berbagai sumber :

Teknolodi Sensor 

Teknologi sensor saat sudah banyak dikembangkan di berbagai negara maju karena memberikan data konkrit serta real time terhadap para petani. 

Dalam aplikasinya, ini adalah teknologi sensor bagi tanaman dengan memanfaatkan pesawat drone dalam mendapatkan banyak data, semisal pertumbuhan hama, penyakit, dan permasalahan lainnya dalam lahan pertanian.

Pada dasarnya, teknologi pertanian kerap dikembangkan dalam pertanian tanaman jenis holtikultura dalam jumlah skala besar.

Dengan menggunakan teknologi ini maka penggunaan pestisida serta bahan kimia lainnya bisa lebih terarah sehingga dapat mengurangi dampak negatif bagi lingkungan. 

Teknologi Otomasi

Bisa dikatakan, penggunaan teknologi otomasi bisa dibilang masih sederhana. Namun saat ini teknologi otomasi yang jauh lebih rumit telah banyak di kembangkan di Belanda.

Salah satunya yang dilakukan seorang warga Belanda di wilayah Wageningen University bernama Eldert Van Henten. 

Dimana, dirinya mengembangkan sebuah teknologi deteksi serta alat sebuah alat panen otomatis untuk buah-buahan seperti pisang, persik dan pir.

Menariknya, alat tersebut mampu mendeteksi sebuah level pigmen klorofil dan athocyanin melalui alat disematkan pada buah yang diamati. 

Alat ini juga sudah dilengkapi dengan kamera kombinasi warna (RGB) untuk dapat mendeteksi kedalaman sebuah warna sehingga ukuran buah bisa diketahui. 

Dimana setelah data menunjukan hasil buah yang matang, lalu alat bakal memanen buah hanya dalam kurun waktu dua detik saja. 

Tak hanya itu, semua data kesehatan buah dan tanaman, tingkat kematangan, dan status lainnya bisa terkoneksi dengan smartphone sehingga dapat dipantau secara real time. 

Dengan menggunakan teknologi ini, maka hasil lebih efisiensi dan meningkat serta ketepatan waktu saat proses panen akan lebih terjaga.

Pertanian Canggih ‘Smart Green House ‘

Tak kalah maju dengan banyak negara di dunia yang menerapkan teknologi pertanian, para petani di Indonesia pun tak mau kalah.

Salah satunya menggunakan teknologi bernama smart green house. Dimana ini adalah salah satu dari implimentasi dari metode smart agriculture milik pemerintah.

Dimana dengan menggunakan sistem komputerisasi maka produktivitas tanaman hortikultura bisa jauh lebih maksimal karena perawatan tanaman dapat mempengaruhi kualitas tanaman.

Adalah Warga asal Jember, Jawa Timur bernama Didik listyanto yang berani bertani menggunakan sistem smart green house. Pola ini bisa dilakukan dengan tanah biasa ataupun hidroponik.

Diakui mantan Rektor Universitas Budi Luhur, sistem smart green house sudah berhasil dilakukannya di beberapa SMK Negeri di wilayah Jawa Tengah dan juga SMKN 5 Rambipuji Jember. 

Pada dasarnya kata dia, sistem smart green house dapat dikendalikan secara jarak jauh dengan handphone Android atau Laptop. Ini karena ada sejumlah sensor yakni sensor suhu yang akan mengukur suhu di sekitar tanaman. 

Juga ada sensor kelembaban air dimana ditancapkan ke tanah untuk mengukur kelembapan. Jika tanah terdeteksi kurang lembab, sensor air otomatis menyiram langsung tanah tanaman melalui selang.

Dimana, semua fitur smart green house bisa terlihat pada sebuah panel LCD yang terpasang di atas Smart Greenhouse. Menarik bukan ?

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *